Gigitan Kelabang dan Hikmah Pembelajarannya





Kemaren malam, istri saya diuji dengan musibah gigitan kelabang atau yang lebih dikenal si lipan berkaki seribu. Hewan ini terkenal beracun, namun saya bersyukur bahwa bisa(racun) dari gigitannya tidak sampai merenggut nyawa sebagaimana bila terkena sengatan venom semisal ular kobra. Saya syok awalnya, karena takut jangan sampai terjadi apa-apa dengan istri saya, apalagi istri saya ini juga sedang hamil, tak terbayangkan komplikasinya terhadap bayi dalam perut bila tidak ditangani cepat. Karena panik, berbekal pengetahuan seadanya, istri saya segera bertindak melokalisir luka gigitan dengan cara memijit2 area di selingkaran gigitan agar cairan yang tertinggal di bekas gigitan yang menjadi jalan masuk racun dapat dikeluarkan. Wal hasil keluarlah sedikit cairan. Namun seketika itu mulailah istri saya merintih kesakitan karena efek racun yang menimbulkan nyeri dahsyat bak kulit yang terbakar api. Tidak sampai di situ saja, ternyata rasa nyerinya nyucuk sampai ke tulang. Makanya kemudian karena saya kasihan melihat kondisi istri saya, saya lalu berinisiatif mengantar istri ke puskesmas terdekat untuk dilakukan tindakan. Alhamdulillah, setibanya kami di TKP, perawat jaga di puskesmas tersebut cukup sigap dan langsung memberi tindakan, paling dini dengan memasangkan infus berisi larutan ringer lactate. Kemudian, setelah itu istri saya diberi suntikan bius lalu dilakukan tindakan pembersihan diarea gigitan persisnya di salah satu jari kaki istri yang sebelah kanan, dengan cara membuat sobekan kecil lalu dibersihkan dengan larutan antiseptik. Alhamdulillah, setelah tindakan itu rasa nyeri istri saya dapat terkurangi. Jadilah istri saya pasien UGD untuk diobservasi sementara. 

Saya sendiri belum pernah mengalami terkena sengatan centipede bite ini. Sebelumnya pun istri saya tidak pernah mengalaminya, sampai akhirnya kemaren malam untuk pertama kalinya dalam hidupnya, istri saya mengalami serangan gigitan kelabang. Saat mendengar jeritan istri, saya langsung bergegas menuju ruangan tempat istri dan anak-anak saya sedang istrahat. Saya waktu itu sempat berpikir lain, apakah ada maling yang masuk sampai jeritan istri saya sebegitu kerasnya dan hampir terdengar oleh tetangga selorong di perumahan kami tinggal. Eh gak taunya ada kelabang gedenya masyaAllah, panjangnya kira2 25 centimeter dengan lebar badan sekitaran 1 1/2 centimeter. Tanpa pikir panjang, saya ambil benda apa saja yang saya lihat untuk membunuh sang kelabang. Badan kelabang nampak tebal sehingga satu kali pukulan masih tidak mempan. Akhirnya, saya melihat helm saya tergeletak dilantai, jadilah ia saya pakai sebagai alat membasmi si kelabang. Tanpa ampun, si kelabang saya pukul sampai rata hingga keluar air-air ususnya. Tak lupa saya membaca bismillah sebelum mengeksekusinya. Dan akhirnya matilah sang kelabang. 

Matinya sang kelabang tak lantas membuat istri saya sehat. Dampak rasa nyeri, ruam merah, dan pembengkakan bak kaki gajah tak terlekan. Rasa nyerinya itu nyut-nyut luar biasa, seperti itulah pengakuan istri saya. Katanya, kalau tersengat kelabang, rasanya panas sekali seperti terbakar api, plus nyeri di persendian. Mungkin saja karena efek racun yang menyerang saraf persendian, pikir saya waktu itu. Saya mencoba membayangkan tapi saya tidak sanggup. Makanya saya kembali hantar lagi istri saya ke puskesmas yang saya ceritakan tadi dengan tindakan awal yang menurut saya cukup memuaskan. Istri saya pun boleh pulang setelah ditreatment. Namun, pulangnya kami ke rumah ternyata tak menyisakan ampun daripada lanjutan rasa nyerinya. Jadilah istri saya menjerit-jerit kesakitan dari malam sampai pagi hari. Saya pun jadi tak bisa tidur semalam suntuk. Saya ikut menjaga dan merasakan penderitaan istri saya. Dalam hati, saya mengumpat kecil pada si kelabang, tapi mau gimana lagi, itu kan sudah takdir alias qadarullah. Sudah ditakdirkan untuk terjadi. Karena saya khawatir kondisi istri dan bayi yang sedang dikandung, saya lanjutkan bawa lagi ke puskesmas itu. Namun, di sana saya menemui perawat berbeda, mungkin karena telah pergantian shift. Saya jelaskan secara detil bahwa sebelumnya sdh diberikan tindakan di ugd, namun efek nyerinya masih belum hilang. Jadilah kemudian, berdasarkan arahan dokter, dilakukan observasi kembali. Infus diinstalasikan, plus diberikan obat suntikan pereda nyeri ke larutan infusnya. Alhamdulillah, setelah dua kali infus, nyeri yang diderita telah hilang. Pembengkakan didaerah kaki sedikit menurun. Kami sempat ingin melanjutkan perawatan jalan, tapi infus yang diberikan kepada istri saya sudah dua botol habis, infus ketiga pun diberikan. Alhamdulilahnya, saya memberikan saran ke perawatnya untuk konsultasi lanjutan ke dokter jaga apakah masih perlu ditreatment khusus di ruangan terpisah, ternyata kata dokternya tidak perlu. bahkan disarankan untuk segera menghentikan pemberian infus karena akan membahayakan penerimanya, karena cairan infus berlebih beresiko menyebabkan hadirnya penyakit berbahaya semisal hipertensi, kejang-kejang, sesak napas, retensi cairan, dan edema atau pembengkakan yang berujung kematian.Yah intinya saya bersyukur ditreatment observasi ugd yang kedua, istri saya sudah diperbolehkan pulang karena hasil evaluasinya menunjukan adanya perubahan, dimana rasa nyerinya sudah menurun, tinggal ditindak lanjuti dengan pengkompresan air hangat untuk meredakan pembengkakan maupun rasa nyeri minor. 

Nah, cerita saya ini sahabat mungkin terlalu panjang dan rumit, tapi ya saya tumpahkan saja di tulisan ini. Dalam proses mendampingi istri diberikan tindakan medis untuk pengobatan racun gigitan kelabang ini, saya banyak akhirnya mendapatkan pembelajaran berharga baik dari membaca-baca artikel online lewat googling, ataupun mendengarkan banyak saran orang, dan dari menyaksikan sendiri proses pengobatannya. Saya breakdown sebagai berikut untuk kita jadikan sebagai pelajaran bersama dikemudian hari.

1) Hati-Hati Dalam Memberi Tindakan Medis Terutama Pemberian Obat.

Nah di sini saya sangat belajar artinya kehati-hatian dalam memberikan obat. Tidak sembarang obat bisa diberikan kepada pasien. Dari sakit bengkak dan nyeri yang dialami istri saya, saya mendapatkan saran dari dokter kenalan istri untuk memberikan salep/krim pereda nyeri ber merek dagang salep hydrocortisone. Katanya dari segi keamanan masih aman untuk diberikan pada ibu hamil. Jadi perlu sahabat catat bahwa di sini status pasien menentukan kelas obat yang akan diberikan. Waktu istri saya pulang dari treatment pertama setelah dibawa ke UGD, nyeri di kaki istri masih ada, makin lama makin dahsyat sakitnya. Nah, karena mengikuti saran dokter, saya bergegas ke UGD lagi menanyakan apakah salep ini ada di UGD. Ternyata salepnya kosong dan hanya bisa didapatkan di pagi hari saat apotek puskesmasnya buka. Karena saya sangat ingin membantu kesembuhan istri dari rasa nyeri, supaya gak perlu nunggu besok, saya berinisiatif ke toko obat kimia farma yang membuka apoteknya 24 jam. Saya menanyakan keberadaan obat apakah tersedia atau tidak. Ternyata, stoknya juga kosong di Kimia Farma. Saya lalu memberikan umpan balik ke sang apoteker penjga, apakah ada salep pembanding untuk mengobati inflamasi dan nyeri akibat bengkak, mereka bilang ada dengan merek dagang FLAMAR. Hanya saja kesalahan saya tidak memberitahu status pasien yang notabene adalah ibu hamil. Tanpa pikir panjang salepnya saya beli, dan sempat saya oleskan sekali ke kaki istri. Lah saya google lah artikel medis setelah membaca juga secarik informasi kontraindikasi obat yang tertulis di dalam kotak obat, dimana katanya memakai obat ini dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil, karena memang sudah ada hasil tes medisnya yang dilakukan pada sekelompok ibu hamil di Amerika. 

Syukurnya saya membaca itu, lalu tanpa pikir panjang saya cari gayung, diisikan air lalu saya kompres kain basah untuk membersihkan sisa2 salep yang menempel di permukaan kulit kaki. Ini karena saya panik saja sih, makanya serba ekspress, saya takut dampak keguguran itu pada bayi yang dikandung istri saya. 

So, harus hati-hati ya sahabat.


2) Pentingnya Membuat Rumah yang Terakses Sinar Matahari Agar Rumah Tidak Lembab.

Nah ini pelajaran penting keduanya yang saya dapat. Bahwa beberapa hewan kecil berbisa, ternyata sangat suka sekali dengan lingkungan rumah yang lembab. Ini habitat mereka yang sangat cocok untuk berkembang biak. Maka dari itu saran penting bagi mereka yang membeli perumahan btn yang berdempet, wajib banget untuk memodifikasi rumah untuk mengantisipasi terjadinya kelembaban yang sangat cocok untuk hewan2 tertentu yang memiliki bisa ganas.

3) Pentingnya Membersihkan rumah.

Yah ini mungkin yang kita kurang menyadari betul. Rumah yang tidak bersih cenderung mengundang hewan2 kecil tertarik berkembang biak. Hewan2 kecil ini ternyata adalah mangsa dari hewan2 berbisa, misal kelabang ini memang sukanya dengan serangga kecil, cacing dll. Semakin kotor rumahnya semakin banyak makanan yang disediakan bagi hewan2 kecil berbahaya yang mengandung bisa.

Kalau perlu dibagian ini, harus dipatenkan kegiatan bersih-bersih rumah minimal dua hari sekali atau yang lebih bagus lagi setiap hari. Semakin rajin bersih-bersih maka hal-hal yang tidak kita harapkan bisa kita antisipasi lebih awal. 

4) Pentingnya Ilmu Dasar Pertolongan Pertama Menggunakan Pendekatan Kearifan Lokal.

Berhubung ini pengalaman pertama saya, alhamdulillah banyak saran masuk yang saya terima dari sahabat-sahabat saya. Mereka ini memberikan saran berdasarkan pengalaman pribadi maupun apa yang mereka dengar dari orang-orang tentang cara mengobati bila tersengat kelabang atau kelompok hewan berbisa sedang lainnya. Beberapa treatment sederhana yang disarankan:

  • mengolesi permukaan bengkak bekas gigitan dengan minyak tawon
  • mengolesi dengan minyak tanah
  • mengolesi dengan kunyit parut yang dicampur dengan bawang merah yang telah dihaluskan karena dipercaya mengeluarkan racun gigitan kelabang
  • mengolesi daerah pembengkakan dengan madu biasa ataupun madu propolis
  • menggunakan tubuh kelabang yang dibakar lalu dihaluskan kemudian dioleskan seperti halnya  menggunakan salep obat. Bagian tubuh kelabang, menurut orang tua dulu, memiliki unsur anti racun yang dipercaya dapat dipakai untuk penetral atau pereda dampak racun
  • menggunakan tehnik kompres air panas
  • menggunakan minyak herba sinergi yang terkenal ampuh mengatasi gigitan hewan kecil berbisa.

5) Pentingnya Saling Support Pasangan.

Dalam keadaan apapun, suatu rumah tangga pasti akan diuji dengan musibah. Sehingga diperlukan soliditas pasangan dalam menangani berbagai persoalan secara bersama-sama. Dalam kondisi seperti ini, alhamdulillah saya masih diberi kekuatan oleh Allah untuk menjaga kedua anak saya bahkan merawat istri saya. Kalau tidak ada pasangan yang melihat kita, maka siapa lagi yang akan mendampingi kita pergi berobat di rumah sakit. So, yang masih jomblo, maaf kan diriku sahabat untuk mengingatkanmu, segeralah, cepat-cepat menikah, ndang pada rabi kalau istrilah jawanya itu.

6) Kamu gak bisa hidup sendiri - Kamu butuh sahabat. 

Ini pelajaran penting paling akhir yang saya resapi. Saya dapat merasakan betapa support dari teman dan sahabat dapat membangkitkan semangat saya untuk tegar mengahadapi masalah apapun, termasuk masalah menjaga kelaurga saya sebagai pasien yang sedang dirawat. Saya berterima kasih kepada sahabat istri saya, yang merupakan rekan kerja guru di TK Islam Terpadu Al Qalam Kendari. Ia sangat baik sekali karena selalu hadir menemani dan membantu kami. Ya dia adalah partner ngajar sekelas istri saya yang selalu ada disela-sela saya harus membagi konsentrasi mengurusi anak saya yang ingin bermain ataupun rewel di rumah sakit, maupun saat mengurusi istri saya. Semoga Allah memudahkan urusan-Nya, mengentengkan jodoh-Nya, dan memudahkan rezeki-Nya. Itu doa saya dalam hati untuk sahabat istri saya itu. Saya memahami bahwa saya punya
kelemahan soal membagi konsentrasi karena selalu bisa tidak fokus. Akhirnya, saya mengakui bahwa pertolongan sederhana dari hadirnya teman yang menjenguk itu sangat membantu sekali.

* * * *

Yah itulah sahabat, tulisan yang saya bisa bagi hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Salam hangat dari saya La Saleh - Bapak Rumah Tangga Jaman Now Kekinian

Comments

Popular posts from this blog

Sekapur Sirih

Indonesia vs Negara Lain: Pilih Punya Banyak Anak atau Sedikit?