Apakah Para Bapak Perlu Membaca?

Hi Sahabat, sebagai bapak rumah tangga kekinian, tantangan kita adalah keluasan dalam pola pikir atau paradigma berpikir. Semakin luas wawasan yang kita punya maka semakin baik cara pandang kita dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan secara umum dan persoalan keluarga secara spesifik. Sebagaimana kata pepatah, masalah baik yang besar maupun kecil tidak akan mengundang problemitika maupun dilema jika cara kita benar dan tepat dalam menyikapinya. Artinya, dalam tataran terkecil sekalipun,semisal persoalan rumah tangga, maka seorang bapak rumah tangga yang berwawasan luas pasti akan serba bijak dalam menghadapinya, tidak sebaliknya seperti kebanyakan kita yang terlalu reaksioner sehingga masalah yang seharusnya bisa cepat selesai menjadi kian berantakan tanpa tahu kapan masalah itu semuanya akan selesai.

Memang betul, untuk menjadi bijak bukanlah perkara gampang. Ia adalah hasil penempaan yang begitu lama. Beruntunglah mereka yang dalam kehidupannya cepat tanggap dan belajar sehingga penempaan itu tidak akan memakan waktu lama. Salah satu solusi yang layak dipertimbangkan dalam mengupgrade paradigma itu adalah dengan cara memperbanyak bacaan. Bacaan ini bisa dua tafsiran, pertama bacaan eksplisit dan kedua bacaan implisit. 

Bacaan eksplisit adalah bacaan umum, jelas terlihat oleh penginderaan kita, yakni buku2 yang dapat kita temukan di perpustakaan ataupun di toko-toko buku. Banyak sekali buku2 motivasi tentang membangun keluarga sakinah mawaddah dan warahmah yang ditawarkan lewat seri buku religi maupun psikologi. Buku2 ini sangat penting untuk kita koleksi di rumah yang kemudian sewaktu-waktu bisa kita baca di saat lengang. Semakin banyak membacanya maka semakin terbuka wawasan kita dalam menangani kehidupan berumah tangga. 

Lalu pertanyaan berikutnya, bacaan implisit itu apa ya? Nah, implisit disini sebagaimana pengertian kamus adalah sesuatu yang tersirat, yang tersembunyi dan hanya akan bisa didapat bila mana kita rajin menggali. Menggali yang saya maksud di sini adalah menggali pengalaman dari orang lain. Inilah bacaan implisit itu, membaca dari sudut pengalaman orang lain. Nah, sering kali hal yang implisit ini tidak kita temukan di buku-buku manapun, karena ia adalah ilmu berharga yang diberikan Tuhan kepada masing-masing Hamba-Nya. Kita bisa melihat kan banyak contoh dalam kehidupan real, dimana orang yang kita anggap biasa-biasa saja bisa sebegitu bijaksananya padahal ia tidak menempuh jalur pendidikan sebagaimana orang pada umumnya. Apakah dia lantas bisa dikategorikan kekurangan ilmu? Saya akan jawab tentu saja tidak. Boleh jadi kesempatan mereka mengenyam pendidikan minim, tetapi mereka tetap punya kesempatan belajar dan menimba ilmu yang sama bila mana mereka berusaha, dan hal itu tidak selalu melulu belajar di sekolah formal. Mungkin paling sederhananya, kita kadang kagum bagaimana seorang lulusan smp bisa memiliki skill/kemampuan tehnik yang lebih mahir ketimbang mereka yang sudah menempuh pendidikan sarjana, bahkan yang paling miris bila pembandingnya sudah juga menempuh program master. Nah disinilah kemudian, penting bagi kita untuk menggali pengalaman menjadi lebih bijak kepada siapapun di luar sana tanpa melihat covernya. Yah, sama seperti kata pepatah, maaf saya kutip lagi ya, "don't judge the people from their cover". Kita menjadi sangat naif kalau sampai kita punya penilaian dangkal tentang orang lain jika hanya melihat sampulnya saja. 

Jadi sahabat, tulisan ini bermaksud mengajak sahabat untuk lebih mengaktifkan diri dalam aktivitas membaca. Saya percaya mungkin sebagian sahabat sudah pernah dengar informasi ini, bahwa negara-negara maju di luar sana semisal Jepang saja lah, mereka itu punya minat baca yang sangat tinggi. Sehingga tidak heran, perkembangan teknologi di negara mereka cenderung terus terinovasi dibandingkan dengan kita di Indonesia. Di Eropa dan Amerika juga demikian, budaya baca masyarakat mereka sangat tinggi. Sehingga mereka sangat maju peradabannya dalam segala hal termasuk dalam bidang ekonomi.

Namun, saya tidak berbicara muluk2 tentang peradaban dunia, mari kita sempitkan saja tentang peradaban rumah tangga kita per individu masing-masing. Untuk membangun peradaban besar semuanya dimulai dari pribadi-pribadi yang berada dalam rumah tangga. Untuk menjadi rumah tangga yang sukses maka kita harus banyak membaca. Jangan mau ketinggalan sama mereka orang di luar sono. Kita para bapak kekinian di Indonesia harus maju menjadi yang terdepan dalam membaca. Yah, let's say mudah2an dengan gerakan membaca yang kita mulai dari saat ini, Indonesia kedepannya akan menjadi negara berperadaban tinggi di tahun-tahun mendatang.

Sebelum saya mengakhiri tulisan saya, ada satu bacaan paling penting di antara semua bacaan yang ada di dunia, yakni Al-Quran sahabat. Ya, dialah bacaan yang orang tua sahabat mungkin wariskan, yang sudah lebih dulu ada di rumah sahabat sebelum hadirnya koleksi buku konvensional lainnya. Karena Ia berisi panduan dari yang Maha Tinggi, Maha Berilmu, Allah 'Azza Wa Jalla. Karena di Qur'an lah kita menemukan segala bentuk ketenangan jiwa dan kebahagiaan hakiki, sumber kebijaksaan terbesar dalam hidup kita sebagai hamba Tuhan. If you read Quran a lot, you will become very very wise. The more you read the wiser you can be, itu intinya.

Demikian dulu ya sahabat tulisan saya ini. Semoga bermanfaat. Mohon saran dan komentarnya ya. Leave your coments under this posting. Thanks. 

Dari sahabatmu La Saleh - Bapak Rumah Tangga Jaman Now (BRTJN)




Comments

Popular posts from this blog

Sekapur Sirih

Indonesia vs Negara Lain: Pilih Punya Banyak Anak atau Sedikit?

Gigitan Kelabang dan Hikmah Pembelajarannya